Tag Archives: Salim A Fillah

Oleh-Oleh dari Gaza

Oleh-oleh Salim A Fillah dari Gaza

by Ust Salim A Fillah

Salim berkesempatan mengantarkan dana u bantuan Gaza dr Sahabat Al-Aqsa. Tinggal 10 hari di Gaza.

1. Al-Quran memuliakan Gaza…. Anak2 dan penduduk Gaza mencintai A.Q dengan membaca dan menghafalkan…. Di toko, mall, apotek, saat orang antri membayar ada fasilitas setor hafalan A.Q. Anak2 di Gaza saat ditanya, cita2nya adalah syahid. Mereka tahu caranya adl dengan menghafal Quran, karena Hamas hanya menempatkan orang2 yg terbaik Quran nya u menempati posisi2 strategis yg dekat dengan syahid.

2. Ismail Hania, orang yang paling diburu Israel tyt sangat mudah ditemui di Gaza. Dia pemimpin spt Umar bin Khattab. Pagi ngantor, sore mengunjungi rumah2 rakyat dan makan bersama mereka, malam menemui tamu2nya.

3. Cover boy majalah remaja di Gaza adalah gambar para syuhada mereka, penduduk Gaza yang mati syahid

4. Setiap mendengar tembakan, penduduk Gaza akan bertanya… Siapa yg mendapat kemuliaan dr Allah u syahid hari ini?

5. Univ Islam Gaza, adalah sebuah universitas yg sangat bagus, didirikan oleh Syeikh Ahmad Yasin. Anak beliau bekerja di universitas tsb sebagai tukang kebun, merawat kampus dan kebun y dulu dibangun ayahnya dg kursi rodanya (mengangkati batu dg kursi roda)

6. Rumah2 para syuhada Gaza sgt sederhana meski negara memuliakan ahli warisnya dg tunjangan uang yg besar. Para ahli waris itu hanya mengambil seperlunya, sisanya dikembalikan ke rakyat. Seperti ahli waris syeikh Ahmad Yasin yang mengembalikan uangnya ke umat dg cara membuat sumur u rakyat

…. Saya jd teringat cerita John Mahoney, staff kementrian Kesehatan UK (sahabat supervisor saya) yang pernah tinggal di Gaza a.n UN….”bayangan HAMAS yg teroris itu tdk ada jika bertemu sendiri dg mereka…. Mereka sangat santun, bersih, dan terpelajar…. ” cocok. dengan cerita Salim A Fillah….

Disampaikan oleh: yadin jamaludin.
Diteruskan oleh: arsal :> adi

Penggunaan masya Allah dan subhanallah yang sering terbalik

Berikut ini kultweet Ust @salimafillah

tentang ”SubhanaLlah” & ”MasyaaLlah”.

Al Quran menuturkan; SubhanaLlah digunakan dalam mensucikan Allah dari hal yang tak pantas. “Maha Suci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan, dll.”

Ayat-ayat berkomposisi ini sangatlah banyak. Juga, SubhanaLlah digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik (QS 34: 40-41), dihinakannya Allah tersebab kita (QS 12: 108) dll.

Bukankah ada juga pe-Maha Suci-an Allah dalam hal menakjubkan? Uniknya, Al Quran menuturnya dengan kata ganti kedua (QS 3: 191), atau kata ganti ketiga yang tak langsung menyebut asma Allah (QS 17: 1 dll).

Sedangkan ia juga terpakai pada; me-Maha Suci-kan Allah dalam menyaksikan bencana & mengakui kezhaliman diri (QS 68: 29), menolak fitnah keji yang menimpa saudara (QS 24: 16). Bagaimana Hadits-nya?

“Kami apabila berjalan naik membaca takbir, & apabila berjalan turun membaca tasbih.” (HR Al Bukhari, dari Jabir).

Jadi “SubhanaLlah” dilekatkan dalam makna “turun”, yang kemudian sesuai dengan kebiasaan orang dalam Bahasa Arab

secara umum; yakni menggunakannya tuk mengungkapkan keprihatinan atas suatu hal kurang baik di mana tak pantasAllah SWT dilekatkan padanya.

Adalah Gurunda @kupinang (Moh. Fauzil Adhim) yang pernah memiliki pengalaman memuji seorang Gurunda lain nan asli Arab dengan “SubhanaLlah”, kemudian mendapat jawaban tak dinyana.“AstaghfiruLlahal ‘Adhim; ‘afwn Ustadz; kalau ada yang bathil dalam diri & ucapan ana; tolong segera Ant luruskan!”, kira-kira demikian.

Bagaiamana simpulannya? Dzikir tasbih secara umum adalah utama, sebab ia dzikir semua makhluq & tertempat di waktu utama pagi & petang. Adapun dalam ucapan sehari-hari, mari membiasakan ia sebagai pe-Maha Suci-an Allah atas hal yang memang tak pantas bagi keagunganNya.

Bagaimana dengan “MasyaaLlah”?

QS 18: 39 memberi contoh; ia diucapkan atas kekaguman pada aneka kebaikan melimpah; kebun, anak, harta. Sungguh ini semua terjadi atas kehendak Allah; kebun subur menghijau jelang panen; anak-anak yang ceria menggemaskan, harta yang banyak. Lengkapnya; “MasyaaLlah la quwwata illa biLlah”, kalimat ke-2 menegaskan lagi; tiada kemampuan mewujudkan selain atas pertolongan Allah.

Pun demikian dalam kebiasaan lisan berbahasa Arab; mereka mengucapkan “MasyaaLlah” pada keadaan juga sosok yang kebaikannya mengagumkan.

Demikianlah pengalaman menghadiri acara Masyaikh; & membersamai beberapa yang empat ke Jogokariyan; dari Saudi, Kuwait, Syam, & Yaman.

Di antara mereka ada yang berkata, “MasyaaLlah” nyaris tanpa henti, kala di Air Terjun Tawangmangu, Bonbin Gembiraloka, & Gunung Merapi.

Simpulannya; “MasyaaLlah” adalah ungkapan ketakjuban pada hal-hal yang indah; dan memang hal indah itu dicinta & dikehendaki oleh Allah. Demi ketepatan makna keagunganNya & menghindari kesalahfahaman; mari biasakan mengucap “SubhanaLlah” & ”MasyaaLlah” seperti seharusnya.

Membiasakan bertutur sesuai makna pada bahasa asli insyaaLlah lebih tepat & bermakna. Tercontoh; orang Indonesia bisa senyum gembira padahal sedang dimaki. Misalnya dengan kalimat; “Allahu yahdik!”. Arti harfiahnya; ”Semoga Allah memberi hidayah padamu!” Bagus bukan? Tetapi untuk diketahui; makna kiasan dari “Allahu yahdik!” adalah “Dasar gebleg!” ;D

Jadi, mari belajar tanpa henti & tak usah memaki 😉